BAB I
PENDAHULAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Epilepsi
merupakan gangguan susunan saraf pusat (SSP) yang dicirikan oleh terjadinya
bangkitan (seizure, fit, attact, spell) yang bersifat spontan (unprovoked) dan
berkala. Bangkitan dapat diartikan sebagai modifikasi fungsi otak yang bersifat
mendadak dan sepintas, yang berasal dari sekolompok besar sel-sel otak,
bersifat singkron dan berirama. Bangkitnya epilepsi terjadi apabila proses
eksitasi didalam otak lebih dominan dari pada proses inhibisi. Perubahan-perubahan
di dalam eksitasi aferen, disinhibisi, pergeseran konsentrasi ion
ekstraselular, voltage-gated ion-channel opening, dan menguatkan sinkroni
neuron sangat penting artinya dalam hal inisiasi dan perambatan aktivitas
bangkitan epileptik. Aktivitas neuron diatur oleh konsentrasi ion didalam ruang
ekstraselular dan intraselular, dan oleh gerakan keluar masuk ion-ion menerobos
membran neuron.
Meskipun
epilepsi sudah sejak lama dikenal di kalangan penduduk di seluruh Indonesia,
yaitu sebagai penyakit ayan, pengertian tentang penyakit tersebut masih sangat
kurang, sehingga para penderita belum mendapat perhatian atau pengobatan
selayaknya. Epilepsi masih dianggap sebagai suatu penyakit yang tidak dapat
disembuhkan dan yang disebabkan oleh kekuatan gaib, gangguan jiwa atau oleh
faktor-faktor seperti belajar terlampau banyak, keadaan sedih, emosi, guna-guna
dan sebagainya. Pada umumnya juga belum diketahui, bahwa epilepsi tidak hanya
bersifat serangan kejang seluruh badan disertai kehilangan kesadaran, akan tetapi
dapat menjelma sebagai bermacam serangan.
B.
Definisi
Masalah
Factor pemicu
keluhan : Main game di komputer
Keluhan utama : Kejang disertai tidak sadar ± 3 menit
Riwayat
Penyakit :
1. Kejang saat demam umur < 1 tahun
2. Sering pingsan saat upacara dan olahraga, saat
SD.
3. Pernah kejang sebelum keluhan utama
C.
Tujuan
Penulisan
Tujuan
penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan
saraf dalam mencapai kompetensi .
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Epilepsi berasal dari bahasa Yunani berarti
kejang atau di Indonesia lebih dikenal dengan penyakit ayan, adalah gangguan
saraf yang timbul secara tiba-tiba dan berkala biasanya disertai perubahan
kesadaran. Otak kita terdiri dari jutaan sel saraf (neuron), yang bertugas
mengoordinasikan semua aktivitas tubuh kita termasuk perasaan, penglihatan,
berpikir, menggerakkan otot.
Pada penderita
ayan, kadang-kadang sinyal-sinyal tersebut, tidak beraktivitas sebagaimana
mestinya. Hal ini dapat diakibatkan oleh berbagai unsur-unsur, antara lain ;
trauma kepala (pernah mengalami cedera di daerah kepala), tumor otak, dan lain
sebagainya.
B.
Penyebab Epilepsi
Umumnya ayan
mungkin disebabkan oleh kerusakan otak/kekurangan osigen dalam proses
kelahiran, luka kepala, stroke, tumor otak, alcohol,juga karena penggunaan obat
antikonvulsi secara mendadak . Kadang-kadang, ayan mungkin juga karena
genetika, tapi ayan bukan penyakit keturunan. Tapi penyebab pastinya tetap
belum diketahui.
C.
Jenis Epilepsi
1. Serangan
Luas (grand mal, petit mal, abscence) pada mana
sebagian besar otak terlibat.
a. Grand
Mal Bercirikan kejang kaku bersamaan dengan
kejutan-kejutan ritmis dari anggota badan dan hilangnya kesadaran diawali
perasaan alamat khusus (aura) hilangnya tonus menyebabkan penderita terjatuh ,
berkejang hebat, dan otot-ototnya menjadi kaku. Fase Tonis ini berlangsung kira-kira 1 menit kemudian di susul oleh
Fase klonis dengan kejang – kejang dari kaki-tangan, rahang
dan muka. Serangan yang berkisar 1 dan 2 menit yang disusul dengan keadaan
pingsan kemudian sadar kembali dengan perasaan kacau serta depresi.
b.
Petit mal
bercirikan serangan yang hanya singkat sekali, antara beberapa detik sampai
setengah menit dengan penurunan kesadaran ringan tanpa kejang-kejang. Gejalanya
berupa keadaan termangu-mangu (pikiran kosong;kehilangan kesadaran dan respons
sesaat),muka pucat, pembicaraan terpotong-potong atau mendadak berhenti
bergerak, terutama anak-anak.
2. Serangan
Parsial (sebagian) pada mana pelepasan muatan listrik
hanya terbatas sampai sebagian otak.
3. Parsial (epilepsi psikomotor), umumnya
berlangsung hilang kesadaran hanya menurun untuk sebagian sebagian tanpa
hilangnya ingatan.
D.
Gejala
Kejang parsial
simplek dimulai dengan muatan listrik di bagian otak tertentu dan muatan ini
tetap terbatas di daerah tersebut. Penderita mengalami sensasi, gerakan atau
kelainan psikis yang abnormal, tergantung kepada daerah otak yang terkena.
Jika terjadi di
bagian otak yang mengendalikan gerakan otot lengan kanan, maka lengan kanan akan
bergoyang dan mengalami sentakan; jika terjadi pada lobus temporalis anterior
sebelah dalam, maka penderita akan mencium bau yang sangat menyenangkan atau
sangat tidak menyenangkan. Pada penderita yang mengalami kelainan psikis bisa
mengalami dejavu (merasa pernah mengalami keadaan sekarang di masa yang lalu).
Kejang
Jacksonian gejalanya dimulai pada satu bagian tubuh tertentu (misalnya tangan
atau kaki) dan kemudian menjalar ke anggota gerak, sejalan dengan penyebaran
aktivitas listrik di otak.
Kejang parsial (psikomotor) kompleks dimulai
dengan hilangnya kontak penderita dengan lingkungan sekitarnya selama 1-2
menit. Penderita menjadi goyah,
menggerakkan lengan dan tungkainya dengan cara yang aneh dan tanpa tujuan,
mengeluarkan suara-suara yang tak berarti, tidak mampu memahami apa yang orang
lain katakan dan menolak bantuan. Kebingungan berlangsung selama beberapa
menit, dan diikuti dengan penyembuhan total.
Kejang konvulsif (kejang tonik-klonik, grand
mal) biasanya dimulai dengan kelainan muatan listrik pada daerah otak yang
terbatas. Muatan listrik ini segera menyebar ke daerah otak lainnya dan
menyebabkan seluruh daerah mengalami kelainan fungsi.
Epilepsi primer
generalisata ditandai dengan muatan listrik Abnormal di daerah otak yang luas,
yang sejak awal menyebabkan penyebaran kelainan fungsi.
Pada kedua jenis epilepsi ini terjadi kejang
sebagai reaksi tubuh terhadap muatan yang abnormal. Pada kejang konvulsif,
terjadi penurunan kesadaran sementara, kejang otot yang hebat dan
sentakan-sentakan di seluruh tubuh, kepala berpaling ke satu sisi, gigi
dikatupkan kuat-kuat dan hilangnya pengendalian kandung kemih. Sesudahnya
penderita bisa mengalami sakit kepala, linglung sementara dan merasa sangat
lelah. Biasanya penderita tidak dapat mengingat apa yang terjadi selama kejang.
Kejang petit
mal dimulai pada masa kanak-kanak, biasanya sebelum usia 5 tahun.Tidak terjadi
kejang dan gejala dramatis lainnya dari grand mal. Penderita hanya menatap,
kelopak matanya bergetar atau otot wajahnya berkedut-kedut selama 10-30 detik.
Penderita tidak memberikan respon terhadap sekitarnya tetapi tidak terjatuh,
pingsan maupun menyentak-nyentak.
Kontraksi otot
sangat kuat, tidak mampu bernafas sebagaimana mestinya dan muatan listrik di
dalam otaknya menyebar luas.Jika tidak segera ditangani, bisa terjadi kerusakan
jantung dan otak yang menetap dan penderita bisa meninggal.
Gejala kejang berdasarkan sisi otak yang
terkena :
a. Lobus frontalis Kedutan pada otot tertentu
b. Lobus oksipitalis Halusinasi kilauan cahaya
c. Lobus parietalis Mati rasa atau kesemutan di
bagian tubuh tertentu
d. Lobus temporalis Halusinasi gambaran dan
perilaku repetitif yang kompleks misalnya berjalan berputar-putar
e. Lobus temporalis anterior Gerakan mengunyah,
gerakan bibir mencium
f.
Lobus
temporalis anterior sebelah dalam Halusinasi bau, baik yg menyenangkan maupun
yg tidak menyenangkan.
E.
Penanganan
Dilakukan
pemeriksaan darah secara rutin untuk memantau fungsi ginjal, hati dan sel -sel
darah. Keluarga penderita hendaknya dilatih untuk membantu penderita jika terjadi
serangan epilepsi.
Langkah yang
penting adalah menjaga agar penderita tidak terjatuh, melonggarkan pakaiannya
(terutama di daerah leher) dan memasang bantal di bawah kepala penderita.
Jika penderita
tidak sadarkan diri, sebaiknya posisinya dimiringkan agar lebih mudah bernafas
dan tidak boleh ditinggalkan sendirian sampai benar-benar sadar dan bisa
bergerak secara normal.
Jika ditemukan
kelainan otak yang terbatas, biasanya dilakukan pembedahan untuk mengangkat
serat-serat saraf yang menghubungkan kedua sisi otak (korpus kalosum).
Pembedahan
dilakukan jika obat tidak berhasil mengatasi epilepsi atau efek sampingnya
tidak dapat ditoleransi.
F.
Pengobatan
Antiepileptika
adalah obat yang dapat menanggulangi serangan epilepsi berkat khasiat antikonvulsinya,
yakni meredakan konvulsi (kejang klonus hebat). Semua obat antikonvulsi
memiliki masa paruh panjang, dieliminasi dengan lambat dan berkumulasi dalam
tubuh pada penggunaan kronis.
Jika
penyebabnya adalah tumor, infeksi atau kadar gula maupun natrium yang abnormal
l, maka keadaan tersebut harus diobati terlebih dahulu. Jika keadaan tersebut
sudah teratasi, maka kejangnya sendiri tidak memerlukan pengobatan. Jika penyebabnya tidak dapat disembuhkan atau
dikendalikan secara total, maka diperlukan obat anti-kejang untuk mencegah
terjadinya kejang lanjutan. Sekitar
sepertiga penderita mengalami kejang kambuhan, sisanya biasanya hanya mengalami
1 kali serangan. Obat-obatan biasanya diberikan kepada penderita yang mengalami
kejang kambuhan.
Status epileptikus merupakan keadaan darurat,
karena itu obat anti-kejang diberikan dalam dosis tinggi secara intravena. Obat
anti-kejang sangat efektif, tetapi juga bisa menimbulkan efek samping. Salah
satu diantaranya adalah menimbulkan kantuk, sedangkan pada anak-anak
menyebabkan hiperaktivitas.
1.
Obat
Generasi Pertama
- Barbital : Memiliki sifat
antikonvulsif khusus
yang terlepas
dari sifat
hipnotiknya.
-Fenitoin : Struktur kimia mirip dengan
barbital, tetapi dengan cincin-lima hidantoin
(grandmal)
-Suksinimida : Etosuksimida dan mesuksimida. Memiliki
kesamaan dalam susunan gugus cincinya dengan fenitoin (petitmal).
-lainya : Asam valproat, diazepam,
klonazepam, karbamazepin.
2.
Obat
Generasi Kedua
Vigabatrin, lamotrigin, dan Gabapentin,
Felbamat, Topiramat, Pregabalin.. Umumnya obat ini tidak diberikan tunggal
sebagai monoterapi melainkan sebagai tambahan dalam kombinasi dengan obat
klasik(generasi ke1).
No
|
Generik
|
Dagang
|
Pabrik
|
1.
2.
3.
|
FenitoinNatrium
/ Difenilhidantoin Natrium (Phenytoin Natricum)
Karbamazepin
(Karbamazepinum)
Klonazepam
(clonazepamum)
|
Dilantin
Phenilep
Tegretol
Teril
Rivotril
|
Pfizer
Prafa
Novartis
Merk
Roche
|
G.
Pantangan Penyakit Epilepsi
Manusia
memerlukan makan dan minum untuk menjaga kelangsungan hidupnya, namun ini
menjadi berbanding terbalik jika seseorang sedang mengidap suatu penyakit.
Menjauhi makanan yang dipantangkan adalah suatu keharusan untuk menghindari
semakin parahnya suatu penyakit yang sedang diderita. Seperti contohnya
menghindari beberapa Pantangan Penyakit Epilepsi yang harus benar-benar menjadi
perhatian. Oleh karena itu jangan sampai Penyakit Epilepsi yang diderita
semakin parah dan menyulitkan anda sendiri dalam upaya pengobatannya.
Penyakit
Epilepsi memang suatu penyakit yang sangat berbahaya dan dapat mengakibatkan
seseorang menderita dalam jangka panjang. Penyakit Epilepsi itu sendiri adalah
suatu penyakit yang mengganggu terhadap syaraf otak yang menimbulkan serangan
mendadak tak beralasan. Penyakit Epilepsi ini juga dapat mengakibatkan komplikasi
jangka panjang yang cukup serius, untuk itu perlu dipahami mengenai peraturan
obat serta menghindari beberapa faktor pencetus untuk mencegah terjadinya
kejang-kejang yang dapat mengakibatkan seseora kehilangan kesadarannya.
Ada beberapa
makanan-makanan yang harus dihindari oleh para penderita Penyakit Epilepsi,
yang diantaranya adalah :
a.
Hindari
biji-bijian dan kacang-kacangan. Karena biji-bijian mengandung karbohidrat yang
sangat tinggi ,untuk penderita epilepsi asupan karbohidrat tinggi agak kurang
baik, sehingga perlu penghindaran.
b.
Hindari
makanan yang mengandung glutamin dan asam amino (seperti biji-bijian dan
kacang-kacangan,oat,gandum) Glutamin dan asam amino ini dapat menyebabkan
epilepsi, sehingga jika penderita epilesi mengonsumsi makanan yang banyak
mengandung kedua zat ini maka epilepsi akan segera kambuh.
c.
Hindari
makanan jeroan (hati ayam, usus, empedu, dada ayam),
d.
Hindari
makanan yang berlemak (ayam goreng, gazi sapi/ayam, soto, kuning telur)
e. Hindari makanan seafood (udang, kepiting,
lopster, ikan laut,dll
BAB III
PENUTUP
A.
Simpulan
1.
Pengertian:
Epilepsi berasal dari bahasa Yunani berarti kejang atau di Indonesia lebih
dikenal dengan penyakit ayan, adalah gangguan saraf yang timbul secara
tiba-tiba dan berkala biasanya disertai perubahan kesadaran.
2.
Penyebab
: disebabkan oleh kerusakan otak/kekurangan osigen dalam proses kelahiran, luka
kepala, stroke, tumor otak, alcohol,juga karena penggunaan obat antikonvulsi
secara mendadak.
B.
Saran
Ada beberapa
makanan-makanan yang harus dihindari oleh para penderita Penyakit Epilepsi,
yang diantaranya adalah :
1.
Hindari
biji-bijian dan kacang-kacangan. Karena biji-bijian mengandung karbohidrat yang
sangat tinggi ,untuk penderita epilepsi asupan karbohidrat tinggi agak kurang
baik, sehingga perlu penghindaran.
2.
Hindari
makanan yang mengandung glutamin dan asam amino (seperti biji-bijian dan
kacang-kacangan,oat,gandum) Glutamin dan asam amino ini dapat menyebabkan
epilepsi, sehingga jika penderita epilesi mengonsumsi makanan yang banyak
mengandung kedua zat ini maka epilepsi akan segera kambuh.
3.
Hindari
makanan jeroan (hati ayam, usus, empedu, dada ayam),
4.
Hindari
makanan yang berlemak (ayam goreng, gazi sapi/ayam, soto, kuning telur)
5.
Hindari
makanan seafood (udang, kepiting, lopster, ikan laut,dll)
Daftar Pustaka
Drs.Tan Hoan Tjay.2006.Obat-obat Penting.PT
Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia.Jakarta
Mary J. Mycek,Richard A.
Harvey,Pamela C. Champe.2001.Farmakologi Ulasan Bergambar Edisi 2.Widya
Medika.Jakarta